“Saying nothing… sometimes says the most,” kata Emily Dickinson. Tidak berkata apa-apa –tidak update status di facebook misalnya– kadang kala justru mengatakan banyak hal.
Bisa jadi, dia kelamaan memikirkan makna status yang akan ditulisnya, karena “First learn the meaning of what you say, and then speak,” kata Epictetus. Pertama-tama pelajari dulu makna kata/kalimat yang akan Anda kemukakan, baru bicara (tuliskan).
Bisa jadi pula, ia takut watak dirinya terungkap, karena “Speech is the mirror of the soul; as a man speaks, so is he,” kata Publilius Syrus. Ucapan itu cerminan jiwa; ketika seseorang berkata-kata (tulis status), maka itulah dia –sesuai dengan ucapan/status yang dikemukakannya. Mulutmu harimaumu, statusmu identitasmu, statusmu cerminkan jiwa, personalitas, dan karaktermu!
Tapi, tak mengapa tak update status juga, karena “If you have nothing to say, say nothing,” kata Mark Twain. Kalau gak ada yang harus dikatakan, meneng bae lah!
Btw, tulisan ini dibuat “tidak disengaja” lho…! Tadinya mau nulis status di facebook, eh… malah jadi “note”, habisnya kepanjangan sih! May be… for me, it’s harder to write fb status than an article! Wasalam.
Added from www.romeltea.com
Selasa, 15 Februari 2011
Selasa, 08 Februari 2011
Temukan Suara Terbaik Anda !
RADIO adalah suara (sound)! Media yang hanya bisa didengar (auditif). Suara (voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar –sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar.
Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.
WAWASAN
Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijami, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.
SENSE OF MUSIC
Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.
SENSE OF HUMOR
Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment).
BAHASA TUTUR
Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan.
Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).
Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).
TAMPILKAN SUARA TERBAIK!
RILEKS!
Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik.
Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, fool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.
ATUR NAFAS!
Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus.
Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu.
Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra.
Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara
VISUALISASI!
Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone!
Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati” –komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk “mental image” tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik.
Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang.
Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).
TENTUKAN PILIHAN KATA!
Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda.
Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan katak-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garisbawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti.
KONSENTRASI!
Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar.
Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.
LATIHAN!
Best voice requires experimentation. Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi.
Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda.
Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana “mental image” ini mempengaruhi penyampaian Anda.
BICARA KEPADA SATU ORANG!
Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya –membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang!
TEMAN AKRAB!
Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.
SMILE!
Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.
KONTAK MATA!
Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!
GESTURE!
Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.
JEDA!
Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.
INFLEKSI!
Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.
MENGATASI GUGUP
Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?
1. Tarik nafas yang dalam – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.
2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff – body and smile
3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.
4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
5. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.
TEKNIK VOKAL
Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality).
Diafragma!
Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.
Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:
a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
b. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
c. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
d. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada.
Intonasi!
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.
Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya.
Aksentuasi!
Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”.
Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!
Speed!
Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.
Artikulasi!
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi.
Be Yourself!
Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.
Ceria!
Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!
Hangat!
Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.
Added From :
www.romeltea.com
http://romeltea.wordpress.com/2007/07/03/menjadi-penyiar-profesional/
http://djcherlis.multiply.com/reviews/item/16
By ASM. Romli (Romeltea). Materi Workshop ‘Menjadi Penyiar Profesional’ LDM UIN SGD Bandung, 6 Juni 2007. Referensi:“Radio Announcement: Finding Your Best Voice,” The College of Communication The University of Texas, http://www.utexas.edu; “Broadcasters: Top 8 Ways To Sound Natural Reading From A Script” By Susan Berkley, http://greatvoice.com; “Radio Broadcaster – Invest In A Voice Coach” By Rory McLeod http://ezinearticles.com/; “Five Tips for Overcoming Public Speaking Nerves” By Bronwyn Ritchie, http://ezinearticles.com; dan buku ASM. Romli, “Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter” (Nuansa Bandung, 2005).*
Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.
WAWASAN
Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijami, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.
SENSE OF MUSIC
Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.
SENSE OF HUMOR
Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment).
BAHASA TUTUR
Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan.
Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).
Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).
TAMPILKAN SUARA TERBAIK!
RILEKS!
Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik.
Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, fool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.
ATUR NAFAS!
Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus.
Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu.
Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra.
Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara
VISUALISASI!
Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone!
Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati” –komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk “mental image” tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik.
Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang.
Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).
TENTUKAN PILIHAN KATA!
Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda.
Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan katak-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garisbawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti.
KONSENTRASI!
Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar.
Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.
LATIHAN!
Best voice requires experimentation. Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi.
Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda.
Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana “mental image” ini mempengaruhi penyampaian Anda.
BICARA KEPADA SATU ORANG!
Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya –membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang!
TEMAN AKRAB!
Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.
SMILE!
Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.
KONTAK MATA!
Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!
GESTURE!
Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.
JEDA!
Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.
INFLEKSI!
Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.
MENGATASI GUGUP
Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?
1. Tarik nafas yang dalam – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.
2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff – body and smile
3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.
4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
5. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.
TEKNIK VOKAL
Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality).
Diafragma!
Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.
Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:
a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
b. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
c. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
d. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada.
Intonasi!
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.
Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya.
Aksentuasi!
Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”.
Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!
Speed!
Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.
Artikulasi!
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi.
Be Yourself!
Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.
Ceria!
Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!
Hangat!
Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.
Added From :
www.romeltea.com
http://romeltea.wordpress.com/2007/07/03/menjadi-penyiar-profesional/
http://djcherlis.multiply.com/reviews/item/16
By ASM. Romli (Romeltea). Materi Workshop ‘Menjadi Penyiar Profesional’ LDM UIN SGD Bandung, 6 Juni 2007. Referensi:“Radio Announcement: Finding Your Best Voice,” The College of Communication The University of Texas, http://www.utexas.edu; “Broadcasters: Top 8 Ways To Sound Natural Reading From A Script” By Susan Berkley, http://greatvoice.com; “Radio Broadcaster – Invest In A Voice Coach” By Rory McLeod http://ezinearticles.com/; “Five Tips for Overcoming Public Speaking Nerves” By Bronwyn Ritchie, http://ezinearticles.com; dan buku ASM. Romli, “Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter” (Nuansa Bandung, 2005).*
Minggu, 06 Februari 2011
JOSEPH GORDON LEVITT JOIN DARK KNIGHT RISES?
Aktor yang namanya semakin bersinar setelah bermain dalam 500 Days of Summer, Joseph Gordon Levitt, menjadi aktor yang bisa menarik hati Nolan. Setelah mereka bekerja sama untuk pertama kali dalam Inception tampaknya mereka akan kembali bereuni dalam film terbaru garapan Nolan, Dark Knight Rises. Diberitakan baru-baru ini Christopher Nolan tengah bernegosiasi dengan Levitt untuk membicarakan kemungkinan ia ikut ambil bagian di film ini.
Popularitas Levitt saat ini memang sedang memuncak, terbukti dari beberapa film yang dimainkannya salah satunya di bulan April Levitt bersama Natalie Portman dan Rainn Wilson akan saru set dalam film Hesher. Belum lagi ada film komedi Live With it.
Sebelum Levitt, aktor Tom Hardy sudah dipastikan akan memerankan Bane dan aktris Anne Hathaway rencananya akan memerankanSelina Kyle/Catwoman.[b-joeL/megindo.admin]
added from http://www.megindo.net/news/Cinemags/joseph-gordon-levitt-join-dark-knight-rises/4e5394f82b4b0791595df6209ec4156f/#
Popularitas Levitt saat ini memang sedang memuncak, terbukti dari beberapa film yang dimainkannya salah satunya di bulan April Levitt bersama Natalie Portman dan Rainn Wilson akan saru set dalam film Hesher. Belum lagi ada film komedi Live With it.
Sebelum Levitt, aktor Tom Hardy sudah dipastikan akan memerankan Bane dan aktris Anne Hathaway rencananya akan memerankanSelina Kyle/Catwoman.[b-joeL/megindo.admin]
added from http://www.megindo.net/news/Cinemags/joseph-gordon-levitt-join-dark-knight-rises/4e5394f82b4b0791595df6209ec4156f/#
WOMEN ON TOP
Be the Miracle, because men need it
Dari malam kemaren saya tidak bisa tidur setelah menonton sebuah film di salah satu stasiun televisi yang diberi judul “The Devil’s Advocate”. Huft.. bohong sebenarnya kalau saya bilang penyebab saya terjaga sepanjang malam hanya karena film tersebut. Memang beberapa jam sebelumnya saya sempat mengkonsumsi secangkir espresso yang cukup kental setelah terbangun dari tidur siang sekitar pukul 17.30 wib.
Sedikit membahas mengenai film The Devil’s Advocate, tetapi bukan untuk mengupas habis tentang kesalahan hasil produksi (Bloopers) dari film tersebut. Karena sejatinya saya bukanlah seorang pengamat ataupun komentator film handal yang selalu bisa melihat kekurangan dan kelebihan dari produk akhir sebuah film.
The Devil’s Advocate merupakan sebuah film yang menceritakan tentang kesuksesan seorang pengacara muda yang tidak pernah kalah dalam kasus yang dihadapinya. Tentunya tak lepas dari dukungan wanita-wanita hebat yang menjadi isterinya dan ibu yang kuat keimananya dalam menjalankan perintah agama.
Satu hal yang membuat saya tertarik dan tak bisa lepas memikirkan itu bukanlah karena kagum akan kehebatan sang pengacara dalam memenangkan semua kasus dan meyakinkan pengadilan bahwa klien yang dia bela benar-benar tidak bersalah, meskipun realita yang ada ialah sebaliknya. Tetapi lebih disebabkan oleh sosok isteri hebat yang selalu mendukung segala keputusan sang suami selama itu baik untuk kehidupan mereka. Juga selalu mengingatkan suaminya akan kesesatan yang dijalani saat direkrut oleh perusahaan besar di bidang hukum yang berpusat di New York.
“Selalu ada wanita hebat dibalik kesuksesan seorang pria”, tampaknya bukan tanpa alasan orang yang pertama kali mengucapkan kata bijak tersebut. Karena memang semua yang menjadi masukan dan saran dari seseorang selau diambil dari pengalaman yang telah dijalani.
Seperti Thomas A. Edison, Bill Clinton, J.F.K, John Dalton, Aristoteles, Prince Charles, Barrack Obama, Ir. Soekarno, B.J. Habibie serta tokoh-tokoh besar dunia yang paling berpengaruh lainnya, bahkan Nabi Muhammad s.a.w-pun mencapai kesuksesan dalam menyebarkan agama Islam tak lepas dari peran penting dan juga dukungan materi maupun moral dari sang isteri, Siti Khadijah dan anaknya , Fatimah.
Namun sifat yang sangat manusiawi dari seorang pria lebih sering muncul ketika dia berada dipuncak kesuksesan, yaitu melupakan serta mengesampingkan kenyataan bahwa ada sesosok mahluk anggun yang sepanjang waktu selalu dan terus menerus bersedia menjadi keajaiban bagi kehidupan yang dijalaninya, baik susah ataupun senang.
Haruskah ada penyesalan yang membuat seseorang meronta-ronta serta berteriak dan berharap waktu yang hilang akan mengembalikan mereka yang telah pergi demi menebus semua kesalahan dan keangkuhan diri yang baru disadarinya?
Tidak seharusnya seorang pria pun merasakan hal tersebut selama mereka menyadari betapa beruntung dirinya memiliki keindahan dari perempuan yang dicintai dan mencintainya.
Sedangkan apabila seorang lelaki tidak berhasil mencapai kesuksesan seperti yang lain, apakah mereka tidak memiliki perempuan yang selalu bisa mendukung segala kebaikan yang dilakukannya?
Akan ada beberapa jawaban yang selalu memihak kepada masing-masing genre. Sebagian menjawab bahwa yang salah adalah pihak laki-laki karena tidak memiliki kemampuan dasar untuk menjadi sukses, meskipun ada sekian banyak wanita yang mendukungnya dan selalu setia di sisinya. Sebagian lagi dengan jawaban yang sama menyalahkan kaum adam karena tidak bisa terlebih dahulu membahagiakan pasangannya, sehingga kaum hawa pun merasa belum mendapatkan haknya dan merasa berat melaksanakan kewajibannya.
Namun di lain pihak, jawaban yang sama sekali berbeda selalu bisa didapatkan dari semua pengamatan yang dilakukan. Yaitu, membenarkan kaum pria dan menyalahkan sepenuhnya kepada perempuan atas semua kegagalan yang dialami para lelaki. Dengan alasan bahwa wanita terlalu banyak menuntut dan jarang bisa mengerti apa yang dirasakan kaum adam. Saat mereka pulang kerja dan disambut ocehan panjang yang memanaskan telinga dari sang istri yang seharusnya bisa menyambut hangat suami serta menghilangkan rasa lelah mereka ketika tiba di rumah, dengan apapun dan berapapun hasil yang mereka dapatkan.
Saya bukan bermaksud untuk menyudutkan salah satu pihak dan membenarkan yang lainnya. Tetapi cobalah bayangkan perlakuan istimewa apa yang di dapat oleh pria yang memiliki perempuan sabar dan baik dalam memperlakukan pasangannya pada waktu mereka tiba di rumah dan berharap bisa mendapatkan ketenangan dan kehangatan walau apapun yang terjadi pada dirinya.
Kalau anda membayangkan akan terdengar teriakan-teriakan dan bentakan dari emosi yang memuncak, serta suasana berisik dari barang pecah belah yang dilempar hingga hancur dan jatuh berserakan. Hingga akhirnya terdengar isak tangis seorang perempuan karena kalah dalam perang rumah tangga dan keinginannya tidak dia dapatkan, ANDA SALAH BESAR !!
Pria yang baik dan wanita hebat tidak melakukan hal tersebut. Mereka cenderung lebih suka membicarakan semua masalah dengan kepala dingin, bukan menjadikan besar sebuah masalah kecil dan mendramatisir keadaan. Selalu menjaga komunikasi tanpa harus takut terjadi kesalahpahaman diantara keduanya. Karena memang dengan cara seperti itu mereka bisa bertahan dalam kondisi seburuk apapun.
Hal itulah yang seharusnya bisa tetap kita pertahankan dalam menjalin hubungan yang serius. Menjadi orang yang tidak terlalu banyak menuntut kepada pasangan, sehingga hubungan yang dijalani dapat bertahan lama. Dan kecil kemungkinan kita untuk melakukan kesalahan yang akan mengakibatkan kita kehilangan semua yang sama mencintai diri kita.
Percayalah betapa menyakitkannya ketika kita mengharapkan tuhan akan memutar waktu kembali ke masa disaat semua kesalahan dan kegagalan terjadi untuk memperbaiki semuanya, meskipun jawaban akhir yang didapat hanya harapan kosong yang tak mungkin bisa diwujudkan.
***
Written By Sandy Riandani Dahlan · Sunday, January 16, 2011 on Facebook
Dari malam kemaren saya tidak bisa tidur setelah menonton sebuah film di salah satu stasiun televisi yang diberi judul “The Devil’s Advocate”. Huft.. bohong sebenarnya kalau saya bilang penyebab saya terjaga sepanjang malam hanya karena film tersebut. Memang beberapa jam sebelumnya saya sempat mengkonsumsi secangkir espresso yang cukup kental setelah terbangun dari tidur siang sekitar pukul 17.30 wib.
Sedikit membahas mengenai film The Devil’s Advocate, tetapi bukan untuk mengupas habis tentang kesalahan hasil produksi (Bloopers) dari film tersebut. Karena sejatinya saya bukanlah seorang pengamat ataupun komentator film handal yang selalu bisa melihat kekurangan dan kelebihan dari produk akhir sebuah film.
The Devil’s Advocate merupakan sebuah film yang menceritakan tentang kesuksesan seorang pengacara muda yang tidak pernah kalah dalam kasus yang dihadapinya. Tentunya tak lepas dari dukungan wanita-wanita hebat yang menjadi isterinya dan ibu yang kuat keimananya dalam menjalankan perintah agama.
Satu hal yang membuat saya tertarik dan tak bisa lepas memikirkan itu bukanlah karena kagum akan kehebatan sang pengacara dalam memenangkan semua kasus dan meyakinkan pengadilan bahwa klien yang dia bela benar-benar tidak bersalah, meskipun realita yang ada ialah sebaliknya. Tetapi lebih disebabkan oleh sosok isteri hebat yang selalu mendukung segala keputusan sang suami selama itu baik untuk kehidupan mereka. Juga selalu mengingatkan suaminya akan kesesatan yang dijalani saat direkrut oleh perusahaan besar di bidang hukum yang berpusat di New York.
“Selalu ada wanita hebat dibalik kesuksesan seorang pria”, tampaknya bukan tanpa alasan orang yang pertama kali mengucapkan kata bijak tersebut. Karena memang semua yang menjadi masukan dan saran dari seseorang selau diambil dari pengalaman yang telah dijalani.
Seperti Thomas A. Edison, Bill Clinton, J.F.K, John Dalton, Aristoteles, Prince Charles, Barrack Obama, Ir. Soekarno, B.J. Habibie serta tokoh-tokoh besar dunia yang paling berpengaruh lainnya, bahkan Nabi Muhammad s.a.w-pun mencapai kesuksesan dalam menyebarkan agama Islam tak lepas dari peran penting dan juga dukungan materi maupun moral dari sang isteri, Siti Khadijah dan anaknya , Fatimah.
Namun sifat yang sangat manusiawi dari seorang pria lebih sering muncul ketika dia berada dipuncak kesuksesan, yaitu melupakan serta mengesampingkan kenyataan bahwa ada sesosok mahluk anggun yang sepanjang waktu selalu dan terus menerus bersedia menjadi keajaiban bagi kehidupan yang dijalaninya, baik susah ataupun senang.
Haruskah ada penyesalan yang membuat seseorang meronta-ronta serta berteriak dan berharap waktu yang hilang akan mengembalikan mereka yang telah pergi demi menebus semua kesalahan dan keangkuhan diri yang baru disadarinya?
Tidak seharusnya seorang pria pun merasakan hal tersebut selama mereka menyadari betapa beruntung dirinya memiliki keindahan dari perempuan yang dicintai dan mencintainya.
Sedangkan apabila seorang lelaki tidak berhasil mencapai kesuksesan seperti yang lain, apakah mereka tidak memiliki perempuan yang selalu bisa mendukung segala kebaikan yang dilakukannya?
Akan ada beberapa jawaban yang selalu memihak kepada masing-masing genre. Sebagian menjawab bahwa yang salah adalah pihak laki-laki karena tidak memiliki kemampuan dasar untuk menjadi sukses, meskipun ada sekian banyak wanita yang mendukungnya dan selalu setia di sisinya. Sebagian lagi dengan jawaban yang sama menyalahkan kaum adam karena tidak bisa terlebih dahulu membahagiakan pasangannya, sehingga kaum hawa pun merasa belum mendapatkan haknya dan merasa berat melaksanakan kewajibannya.
Namun di lain pihak, jawaban yang sama sekali berbeda selalu bisa didapatkan dari semua pengamatan yang dilakukan. Yaitu, membenarkan kaum pria dan menyalahkan sepenuhnya kepada perempuan atas semua kegagalan yang dialami para lelaki. Dengan alasan bahwa wanita terlalu banyak menuntut dan jarang bisa mengerti apa yang dirasakan kaum adam. Saat mereka pulang kerja dan disambut ocehan panjang yang memanaskan telinga dari sang istri yang seharusnya bisa menyambut hangat suami serta menghilangkan rasa lelah mereka ketika tiba di rumah, dengan apapun dan berapapun hasil yang mereka dapatkan.
Saya bukan bermaksud untuk menyudutkan salah satu pihak dan membenarkan yang lainnya. Tetapi cobalah bayangkan perlakuan istimewa apa yang di dapat oleh pria yang memiliki perempuan sabar dan baik dalam memperlakukan pasangannya pada waktu mereka tiba di rumah dan berharap bisa mendapatkan ketenangan dan kehangatan walau apapun yang terjadi pada dirinya.
Kalau anda membayangkan akan terdengar teriakan-teriakan dan bentakan dari emosi yang memuncak, serta suasana berisik dari barang pecah belah yang dilempar hingga hancur dan jatuh berserakan. Hingga akhirnya terdengar isak tangis seorang perempuan karena kalah dalam perang rumah tangga dan keinginannya tidak dia dapatkan, ANDA SALAH BESAR !!
Pria yang baik dan wanita hebat tidak melakukan hal tersebut. Mereka cenderung lebih suka membicarakan semua masalah dengan kepala dingin, bukan menjadikan besar sebuah masalah kecil dan mendramatisir keadaan. Selalu menjaga komunikasi tanpa harus takut terjadi kesalahpahaman diantara keduanya. Karena memang dengan cara seperti itu mereka bisa bertahan dalam kondisi seburuk apapun.
Hal itulah yang seharusnya bisa tetap kita pertahankan dalam menjalin hubungan yang serius. Menjadi orang yang tidak terlalu banyak menuntut kepada pasangan, sehingga hubungan yang dijalani dapat bertahan lama. Dan kecil kemungkinan kita untuk melakukan kesalahan yang akan mengakibatkan kita kehilangan semua yang sama mencintai diri kita.
Percayalah betapa menyakitkannya ketika kita mengharapkan tuhan akan memutar waktu kembali ke masa disaat semua kesalahan dan kegagalan terjadi untuk memperbaiki semuanya, meskipun jawaban akhir yang didapat hanya harapan kosong yang tak mungkin bisa diwujudkan.
***
Written By Sandy Riandani Dahlan · Sunday, January 16, 2011 on Facebook
Langganan:
Postingan (Atom)